Kategori: tazkyatun nafs
ngomong ah
seorang introvert yang mengetahui dirinya introvert saya rasa akan mudah memahami note ini. who am i? saya bukan siapa-siapa, bukan supermen, bukan wiro sableng, bukan kamen rider, dan bukan orang terkenal. dunia maya mengenal saya dari 4 digit, atau lebih (jika memakai ascii) karakter. frxs
why frxs? saya suka nama yang unik. terutama huruf r, z, x, v, juga gabungan keduanya. ah, sudahlah, lupakan. walaupun orang introvert suka mengubek-ubek isi dirinya, dan orang yang dekat dengan mereka.
introvert? apa itu?
http://giftedkids.about.com/od/glossary/g/introvert.htm
Definition: Contrary to what most people think, an introvert is not simply a person who is shy. In fact, being shy has little to do with being an introvert! Shyness has an element of apprehension, nervousness and anxiety, and while an introvert may also be shy, introversion itself is not shyness. Basically, an introvert is a person who is energized by being alone and whose energy is drained by being around other people.
Introverts are more concerned with the inner world of the mind. They enjoy thinking, exploring their thoughts and feelings. They often avoid social situations because being around people drains their energy. This is true even if they have good social skills. After being with people for any length of time, such as at a party, they need time alone to “recharge.”
When introverts want to be alone, it is not, by itself, a sign of depression. It means that they either need to regain their energy from being around people or that they simply want the time to be with their own thoughts. Being with people, even people they like and are comfortable with, can prevent them from their desire to be quietly introspective.
Being introspective, though, does not mean that an introvert never has conversations. However, those conversations are generally about ideas and concepts, not about what they consider the trivial matters of social small talk.
Introverts make up about 60% of the gifted population but only about 25-40% of the general population.
yah, bisa dibilang itulah saya. hey, dari kecil saya sudah tidak nyaman berada dalam circumtance yang tak saya kenal. kecuali beberapa orang yang saya izinkan memasuki dunia saya. dan, hanya orang-orang tertentu yang dapat memasukinya. itulah sebabnya, orang-orang seperti kami biasanya tidak memiliki banyak teman. dan teman-teman kami terbatas pada hal-hal itu saja. entah karena kegemaran atau apa. yang jelas, teman atau sahabat bagi kami adalah seseorang yang kita kenal… tidak menyeluruh tapi sebagian besar pola, tindakan, dan cara berpikir meraka kita tahu. kita tahu karena mengekplorasi diri kita, mencocokkannya dengan yang lain. menimbang, berpikir dan mencari tahu kesamaannya. dari situlah, proses pencarian teman -bagi kami- berlangsung.
keadaan sosial kami bagi orang extrovert mungkin menyedihkan. terkucil dan dikucilkan. kami adalah sasaran tepat para pencemooh yang mungkin beruntung memiliki kawan dengan digit 3k-4k. kawan, kita mungkin hanya memiliki segelintir teman. tapi saya tahu dan yakin. itulah teman yang sebenarnya. “the real friend is in ur heart”. teman itu mengerti kita. siapa kita. mengerti kalau kita tidak ingin berbaur. sama-sama menyadari bahwa dunia kita sedikit berbeda. orientasi dan fokus kita kedalam, bukan keluar.
kenapa orang-orang seperti kami cenderung tidak mau bersosial? hey, bukan begitu. itu hanya persepsi orang extrovert. kami, orang-orang introvert, sama-sama mengetahui bahwa kami sebenarnya mau dan ingin menjadi itu semua (punya teman). tapi, kalian tahu. dunia partikular begitu menarik bagi kami. berbicara dengan diri sendiri tampak seperti wisata yang menyenangkan. kami sama sekali tidak menghindar dari extrosphere, kami hanya berusaha menemukan tempat kami diantara kalian. hanya itu. jadi, ketika kami tidak menemukannya, kami berhenti. yah, hanya sesederhana itu. lalu kami akan mencari sphere lainnya yang tepat bagi kami.
then, muncul pertanyaan. mengapa tidak cocok?
saya, infp. saya punya seperangkat nilai yang saya anggap penting dan mesti dijalankan dan dipertahankan. jika diumpamakan sebagai harta, maka itulah harta saya. seperti halnya orang-orang yang mempertahankan harta mereka, hidup untuk itu, dan mati-matian membelanya. maka seperti itulah saya. sepertangkat nilai itu saya sebut sebagai prinsip. itu menjaga saya “tetap di rel” yang saya yakini sebagai sebuah kebenaran. idealis? ya! saya harus mengatakannya, bahwa saya tidak suka menjadi oopurtunis yang gemar berganti-ganti wajah. beberapa orang ada yang mengatakan saya tidak boleh begitu. hidup harus dimanis. jangan statis.
baik teman, kubuka diskusi kali ini dengan sebuah analogi yang sederhana.
Sepanjang hidup kita, kita ingin menjadi lebih baik. lebih baik dari hari ini. itu sebabnya setiap individu akan mencari berbagai “formula” untuk dipakai dalam hidupnya. mudahnya, ini proses pencarian jati diri. dan, ketika telah menemukan formulasi yang tepat. tentu itu yang akan kita gunakan dalam sisa hidup kita. sampai disini pencarian berakhir. ~fin~. sisanya adalah kita tinggal menjaga dan mempertahankan agar diri kita terus berada dalam formulasi tersebut.
nah, itulah yang seringkali saya tulis dalam status saya, bahwa, saya akan terus “begini” tetap dan tak berubah. karena saya tahu bahwa saya telah menemukan “rel” saya. bukan waktunya untuk berganti-ganti pola pikir. sekarang waktunya untuk mempertahankan!
jika kita kaitkan dengan pertanyaan diatas, mengapa tidak cocok? ya, saya mencari sphere yang cocok dengan “rel” saya. hanya itu dan semudah itu.
hamba Allah yang fakir, frxs.
saya akan berusaha untuk
- shalat dimasjid berjamaah
- membaca al-quran setiap hari
- mengikuti liqo’ dan majelis ilmu
- membaca buku-buku yang bermanfaat
- latihan parkour secara konsisten, baik sendiri maupun dengan komunitas
- memperbaiki sikap menjadi lebih baik lagi
- disiplin dengan semua hal-hal yang saya sebutkan diatas
- konsisten, istiqomah
frxs
Kemuliaan itu ada disini
Alkisah pada zaman khalifah ‘Umar ibn Khaththab ra terjadilah serangkaian penaklukan mencengangkan yang dilakukan oleh ummat Islam pada waktu itu. Orang-orang Arab yang sebelumnya tidak dianggap dalam peta peradaban dunia karena peradaban yang terbelakang tiba-tiba dengan semangat yang tinggi mampu mendobrak 2 imperium besar kala itu, Kekaisaran Persia dan Kekaisaran Romawi timur.
Tak lama setelah ‘Umar di bai’at menjadi Amirul Mukminin, maka negeri Syam (palestina) telah ditaklukkan oleh Islam. Maka selaku khafilah, ‘Umar berencana akan mengambil sendiri kunci kota Baitul Maqdis (yerusalem) dari penguasa sebelumnya. Baca lebih lanjut
Syair Ibrahim Badawi
katakanlah kepada sang dokter yang terserang penyakit
wahai pengobat penyakit siapa yang membuatmu sakit
katakanlah kepada orang yang sehat yang mati tanpa sebab
siapa yang mengejutkanmu dengan kematian hai orang sehat
katakanlah kepada orang yang melihat
yang berhati-hati dengan suatu lobang
maka ia terjatuh kedalamnya
siapakah yang menjerumuskanmu
bertanyalah kepada orang buta
yang melangkah dalam keramaian
tanpa ada benturan, siapakah yang membimbingmu
bertanyalah kepada janin
yang hidup didunianya yang terpencil
tanpa ada pengasuh, siapakah yang mengasuhmu
tanyakanlah kepada bayi yang menangis terisak-isak
ketika dilahirkan, siapa yang membuatmu menangis
tiba-tiba kau melihat ular yang menghembuskan bisanya
tanyakanlah kepadanya
kenapa orang-orang menjauh darimu
dan tanyakan kepadanya
bagaimana caranya kamu dapat hidup wahai ular
sedangkan bisa ini memenuhi mulutmu
bertanyalah kepada perut lebah
bagaimana ia meneteskan madu
dan tanyakanlah kepada madu
siapakah yang membuatmu manis
bahkan bertanyalah kepada susu yang jernih
yang dulunya ia terletak antara darah dan kotoran
siapakah yang menjernihkanmu?
Mein Kampf as a Moslem
well, tulisan diatas ga serta merta berarti saya adalah pengikut fuhrer, sang kakek bontot gila perang dengan alasan yang invalid yaitu bertahan hidup. Sedekar meminjam bukunya si adolf hitler berjudul Mein Kampf (perjuanganku)…biar keliatan tumpang tindih gitu (harap maklum, kalau penulis adalah seorang yang senang campur-campur bahasa)
Aku memikirkan sebuah jalan yang tak lagi sama setelah hari ini. begitu berbeda. Hingga anak kecil yang hari ini terlilhat begitu gembira dengan topi barunya, sepatu barunya, baju, celana, psp bergantung ditangannya, tak lagi merasakan kebahagiaan setelah hari ini. Karena besok takkan pernah kembali sama.
Aku memikirkan Dunia yang kolaps dengan kesombongannya. Setelah hari ini, akan kau temukan kesusahan hidup… wahai manusia. Karena kita sudah sampai dipuncak inovasi. Kini saatnya turun menuju titik keseimbangan. Kembali keharibaanNya… dengan segala amalan kita yang minim. Baca lebih lanjut
Dua minggu tanpa tambahan ilmu…
Suntuk rupanya… dua minggu nggak ikut kajian… sangat menyiksa. Well, kita sebagai manusia yang terus digoda setan nggak mungkin yang namanya keimanan itu tetep konstan… kadang naik kadang turun. Untuk itu kita perlu menyiram hati kita biar tetep seger dan nggak mudah kena penyakit yang namanya futur…
Beribadah jadi terasa agak hampa…. karena kurang motivasi dan lunturnya keinginan untuk khusyuk. Untuk itu kita memang perlu me refresh lagi hati kita biar ga kering. Kita agaknya harus kembali memikirkan substansi dari ibadah itu. jangan hanya ibadah melulu tapi nol penghayatan ato sebagai gugur kewajiban saja…
keep spirit dan jangan lupakan halaqah ilmu ya!